“Yeonii, datang ke taman belakang
sekolah jam 7 pm, ya” sms
dari Kim itu membangunkanku dari lamunan. “iya memangnya ada apa ?” balasku dengan penuh tanda tanya. Ia pun
tidak membalasnya lagi. Selalu saja bikin orang penasaran, selal saja buat
misteri. Ahh.. Kim ~ ... Ya ! memang ! dari kecil hingga sekarang dari aku
mengenal dia, lebih dari 12 tahun lamanya,
Kim memang tidak pernah berubah, masih menjadi pribadi pendiam dan penuh
misteri . Dari kecil kami bersama, selalu ditempatkan disekolah yang sama,
hingga sekarang kami duduk dibangku menengah atas yang sama pula , ia tidak pernah sedikitpun menceritakan apa
yang ia rasakan setiap harinya, apa band yang ia suka, jenis musik apa yang menjadi favoritnya, ia tak pernah sekalipun memberi tahu ku. Padahal
kami selalu mempunyai waktu luang yang sering kami isi dengan bercanda maupun
pergi keluar bersama. Tetapi tetap saja. Hanya permainan Starcraft yang aku
tahu dari dirinya, selama kami bersama ia hanya bercerita tentang game itu , selain
itu, jangan berharap banyak.
****
“dimana kamu ? sudah setengah 8, dan
kau belum muncul-muncul juga, apa mau mu sebenarnya?”. Kesal, takut dan penasaran, adalah apa yang aku rasakan
saat itu , 30 menit berlalu dari perjanjian dan dia masih belum juga datang. “ada apa ini ? Apakah terjadi sesuatu dengan dia? Apa dia
hanya ingin mengerjaiku? Aah... kim~” . Hatiku
menggerutu tak karuan kala kulihat jam menunjuk angka 08.00. Aku berfikir akan
memukulnya dengan sangat kencang kalau dia datang. “Sebentar lagi noona, aku
sedang diperjalanan menuju kebun sabar ya”. Tiba-tiba pesan singkat itu
membuatku kesal tak karuan. “lelaki macam apa dia
itu! membiarkan wanita menunggu terlalu
lama untuk hal yang sebenarnya aku sendiri tak tahu dan hanya bisa menyuruh
sabar !!!”. Hatiku masih menggerutu
kesal. Tik-tok-tik-tok........ jam
ditanganku menunjukkan angka 08.30 PM . lewat 1 setengah jam. Aaaaaarrrggggghhhh Kim !!!!!! kau
membuatku kesal !!!.
09.00 . Suara mobil berhenti terdengar, tetapi aku tak
melihat satu mobil pun yang lalu lalang. Aneh , aneh sekali. “Baaaaaaaaaa!!!!”
tiba-tiba kim mengagetkanku. “Dari mana saja kau ! sudahlah ayo kita
pulang ! aku tidak mau mendengar alasanmu lagi”, seruku dengan nada
kesal dan meminta pulang. Setelah
mendengar ucapanku itu kim lalu memelukku dengan erat, sangat erat sehingga
badanku pun terasa sangat hangat, hangat
sekali . Karena udara di daerah itu memang sedang sangat dingin. “aku
tau kau pasti kedinginan. Maafkan aku . aku hanya ingin mengatakan, kau sangat
cantik sekali hari ini yeonii”. (-____-)“Hanya itu yang kau ingin
bicarakan pada ku ?, aneh !” aku masih saja tidak bisa terima dengan
apa yang ia lakukan padaku hari ini. “sudahlah jangan marah !”. jawab ia
berusaha mengalihkan perhatian, dia lalu mengajakku ke bangku taman, dan
menceritakan semuanya yang ia alami sampai ia bisa terlambat. *****
Akhirnya aku pun bisa sedikit mengerti, itupun karena disogok oleh satu cup ice cream.
Setelah selesai menghabiskan ice cream tiba-tiba saja keadaan menjadi berubah
hening dan sunyi, disinilah awal kejadian itu bermula, keadaan semakin sunyi, tidak ada lagi pedagang yang lalu lalang,
lampu-lampu jalan yang sebelumnya menerangi kami, kini satu persatu mulai redup
seakan mengisyaratkan sesuatu, perasaan senangpun berubah menjadi perasaan yang
aku sendiri tidak mengerti. Situasi antara aku dan kim pun berubah menjadi
canggung. (Hening~)............ krik....krik....krik.... hening............
“yoonie,
kalau hari ini aku mempunyai satu permintaan, apakah kau mau mengabulkannya ?”.
Tiba-tiba Kim memulai pembicaraan yang sesungguhnya membuatku takut, “permintaan
apa itu?” jawabku. Keadaan kembali hening, Kim
seolah-olah diam tak bersuara, kerutan didahinya kini hilang dan berganti
dengan tatapan mata yang tajam ke arahku. “Aku ingin merasakan bibir mu”.
Seketika jantungku berdetak tak menentu, aku takut ia akan berbuat macam-macam
hari itu. Aku pun diam tak mau membalas pernyataannya. Tetapi tiba-tiba kim memalingkan tubuhnya kehadapanku, kini kamipun
berhadap-hadapan, saling menatap wajah satu sama lain, mata kim seolah-olah
mengisyaratkan sesuatu, mulutnyapun terlihat bergetar karena gugup, akupun
hanya bisa diam dan menatap ekspressi Kim yang seperti itu, mata kami saling
menatap seperti tidak ada kata-kata lagi yang dapat kami ucapkan, dan hanya
bisa dikeluarkan dari pancaran sinar di mata kami, Kim pun semakin dekat denganku sekarang,
lebih dekat......... lalu sangat-sangat dekat, mungkin satu sentuhan lembut yang
mendorong tubuh kami akan membuat bibir kami bersentuhan......... kini bibir
kim mulai mendekati bibirku, seakan-akan mengajakku untuk melakukannya juga,
aku pun tak bisa melakukan apapun, tiba-tiba------------------------------
“ah,!” akhirnya itu menjadi ciuman pertamaku. Tak lama
berselang setelah kim menjauhkan bibirnya dariku ia mengatakan sambil berbisik “hari
ini kau sangat cantik, lelaki manapun yang bertemu denganmu pasti akan jatuh
cinta padamu”. Kim langsung mencium bibirku untuk kedua kalinya, Ah !
Kim .Bahkan ciuman yang kedua ini jauh lebih hangat dari sebelumnya. Tetapi
akhirnya kamipun tersadar dengan persaaan yang sangat canggung. “Kau
kan bukan pacarku, kenapa kau lakukan ini ?” tanyaku pada Kim seolah-olah
meminta penegasan dari status kami, “Aku sudah pernah menanyakan padamu waktu
itu, maukah kau menjadi girl bestfriend ku ? dan kamu menjawab “ya” itu artinya kita bestfriend in relationship,
bukan ?” jawab Kim dengan penuh rasa percaya diri. “Dasar kau ini mau enaknya
saja”. Kim pun tersenyum. Kamipun menghabiskan malam itu
dengan bersenda gurau, berusaha menghilangkan atmosfir canggung yang melanda
kami.
Malam itu menjadi malam yang begitu indah untukku, Kim
memang tahu bagaimana cara membuat kejutan. Akhirnya kami pun pulang, kim mengantarku sampai kerumah,
tetapi pada saat diperjalanan dalam
mobil atmosfir canggung dan malu itu kembali muncul, bahkan kami sempat tidak berbicara selama beberapa
menit. Tepat jam 11.00 PM aku sampai dirumah, sebelum aku masuk kedalam rumah
tiba-tiba kim memanggilku dan turun dari mobilnya sambil membawa sesuatu,
ternyata itu adalah crown dari ranting pohon yang dihiasi mawar putih, indah
sekali. “ini untuk my best noona”. Kata Kim. Ah kim kau membuatku tenggelam dalam perasaan senang. “terimakasih” jawabku singkat malam
itu.
*****
Kini tepat setahun dari kejadian itu aku masih menyimpan crown
pemberian Kim di ruang kamarku , mawar putih yang tersebar melingkar di
rangkaian ranting pohon itu kini mulai kecoklatan karena kotor, memandangi crown
itu membuat ku sedih, sangat sedih. Mungkin sekarang seharusnya aku sedang
bersama dia menikmati indahnya pesta kelulusan sekolah, namun itu tidak mungkin
terjadi.
“KIM JYUNG HEE
1995-2011” meninggal karena kecelakaan mobil yang fatal kala ia dalam
perjalanan kerumahku untuk merayakan pesta ulang tahunku yang ke 16. Dua hari
berlalu dari kematiannya, ibunya memberikanku
sebuah surat dan kaset dvd. Disurat itu ia menulis tentang bagaimana
perasaannya terhadapku. Kim aku menyayangi mu lebih dari yang kau bayangkan.
“Aku sangat mengaggumimu sejak kita masih duduk dibangku sekolah dasar, kau
begitu cengeng waktu itu, pipi mu yang besar sering kali membuat aku tertawa , dasar
gembroot. Kamu tau tidak ? mengapa aku tidak pernah sedikitpun bercerita dengan
siapa aku jatuh cinta?, karena aku telah jatuh cinta pada mu, mungkin ini
kelihatan konyol tetapi setiap aku melihatmu aku selalu merasa bahwa kau adalah
jodohku kelak, aah noona kau begitu cantik, tapi kau tidak pernah menyadarinya,
pasti kau selalu bertanya mengapa aku bisa sangat pendiam, kau mau tahu
jawabannya? karena aku tidak mau melewatkan cara mu berbicara padaku atau jika
sedang menceritakan sesuatu, jadi kalau aku terlalu banyak omong mungkin kau
tidak secerewet ini. Oh ya dalam hidupku hal yang tidak mau kulewatkan adalah
ketika kau marah, karena pipimu menjadi besar , bibirmu cemberut tak karuan,
sungguh lucu. Kini 12 tahun lebih kita bersama, aku hanya ingin mengatakan
bahwa, kau adalah gadis tercantik yang pernah aku kenal. Dan asalkan kau tahu
aku berbohong waktu aku bilang aku terlambat karena aku terkena tilang oleh
polisi, semua surat tilang itu bohong, sebenarnya pada saat kau datang ketaman
itu aku sudah berada disana dan aku sengaja membuatmu menunggu untuk melihat
bagaimana sikapmu jika aku melakukan kesalahan, dan ternyata kau masih
mengharapkan aku, karena kau yakin aku tidak akan pernah menyakitimu”.