Find Me On!

Facebook  Twitter  Instagram Gmail

Monday, June 8, 2015

Jadi Dewasa itu ngga Enak! Part 3

Haaaaaaai blooooggggg



Udah cukup lama ya ga ngepost.

Lagi mengalami masa-masa sulit nih…. Hiks

Iya kayanya emang gue yang tukang ngeluh

Gue yang gak sadar diri

Gue yang baru sadar apa itu kenyataan

Dan gue yang baru sadar bahwa dunia yang besar dan kotor ini tempatnya para pemberani, pejuang dan penjilat.

Sedangkan gue? seorang manusia yang cuma punya hati kecil, lusuh dan rapuh.

Walaupun begitu gue masih terus berusaha bertahan di dunia yang besar dan kotor ini. Dalam tanda kutip.

I’m struggling with my self lately dari awal bulan Mei sampe sekarang hati gak bisa terkontrol terus-terusan, turun turun dan turun dan bahkan ketakutan ini menggerogoti harapan hidup gue. Sial! what a coward.

Iya semakin lama dengan keadaan kaya gini ngebuat gue ga pengen ngapa-ngapain lagi selain… mati.

Gue ga kuat kalo hidup kaya gini terus, kerja kaya gini terus. Sial! kenapa apa yang gue mau gak pernah terjadi apa gue harus benci sama hal yang gue suka baru gue bisa dapetin itu semua? Gue jadi lemah dari hari ke hari sampe gue pikir gue kena bipolar karena tetiba gue down sampe bener-bener mau mati tapi nanti selang beberapa lama gue membaik lagi, ini otak GAAAAAK pernah bisa diem buat sekali aja jangan terlalu banyak berpikir. Tapi gue sadar, gue bukan kena bipolar atau penyakit mental lain nya (mungkin) gue cuma lagi ngalamin stress iya stress. Lulus dari SMK adalah akhir dari kehidupan nikmat gue ya walaupun gak betul-betul nikmat. Ah udahlah ya gak usah bahas masa lalu.

Yang jelas gue cuma bisa berharap hati gue dikuatin, pikiran gue diteguhin (bukan teguh bapaknya Rara) maksudnya gue berdoa supaya gue dijadiin orang yang bijak. Semoga .

Tapi dari masa sulit itu gue banyak belajar dan menemukan diri gue yang sebenarnya sedikit demi sedikit. It’s like a magic you think you know yourself but in fact all you do is pretending, pretending that you know yourself you just kinda let yourself flow with every situations, you just ‘live’ your life but without realizing without thinking without comparing and at the end of the day you never learn.

Eh? Atau itu cuma gue yah? cuma gue yang….yang selama ini gak pernah menyadari, berpikir dan menyamakan?

Gak pernah menyadari kenyataan

Gak pernah berpikir akan segala hal yang ada disekitar kita

Dan gak pernah mencoba menyamakan diri kita dengan orang lain?

Alhasil sampe akhirnya gue gak pernah belajar ?

ATAU mungkin karena selama ini disekolah semua manusia yang gue temuin masih polos sama seperti gue dan mereka pun masih belajar sehingga gue pun juga gak bisa melakukan itu semua? Atau mungkin juga karena selama ini gue itu jadi robot?

Tidur > Makan> Nonton Tv> Ke sekolah > Belajar > Kerjain PR> Kerjain segala macem Ujian sekolah> berteman sama orang yang gue temuin disekolah,
sampe pada akhirnya gue ulangin hal itu terus-menerus selama 12 tahun ini?

Ah iya betul juga, selama ini gue jadi Robot, Robot yang dinamakan Anak sekolah. Karena selama ini gue jadi Robot jadi gue gak pernah tahu jadi manusia yang sebenarnya tuh kaya apa. Ini yang paling gue sesali kenapa disekolah, kenapa di SMK kita gak pernah diajarin tentang cara mengatasi masa dewasa? Cara bersepakat dengan masalah yang akan dihadapi saat dewasa, kayak masalah

1. “BAHWA UANG ADALAH SEGALAGALAGALAGALANYA ” di Sekolah masalah kayak gitu Cuma terjadi pada saat bayar SPP, beli buku, sama jajan (baju sekolah dan ATK sih bisa irit dan gak jadi masalah) dan which is…. ditanggung sama Ortu. Selama ini disekolah kita disuruh “JANGAN PIKIRIN HAL KAYAK GITU YANG PENTING KALIAN BELAJAR YANG BENAR” daaaaan pada saat kerja gue kaget…. Bahwa senista inilah hidup gue hanya karena uang. Karena uang gue harus terima segala macam hal nya yang gue males buat bicarain.



Lalu masalah



2. “KALIAN GAK PUNYA TEMAN APALAGI SAHABAT” di sekolah kita selalu ketemu orang yang akhirnya kita panggil teman, disuruh kerja kelompok disuruh segala-galanya sampe kita kecanduan, kecanduan akan ‘teman’ kalo sekolah gak punya teman tuh rasanya gak enak. PADAHAL KENYATAAN NYA dimasa dewasa semua serba sendiri yang tersisa cuma orang tua manusia yang kita panggil teman itu pergi melanglang buana entah kemana cuma beberapa dari mereka yang masih ingat dengan kita tapi tetap dimasa dewasa kita dipaksa menghilangkan kecanduan kita terhadap ‘teman’.



Dan juga masalah



3. “CITA-CITA ITU DIDAPAT OLEH ORANG YANG PANTAS, JADI GAK SEMUA DARI KITA BISA GAPAI CITA-CITA” sekolah adalah suatu jembatan yang katanya untuk menggapi cita-cita kita, tapi disekolah gak ada satu guru pun yang bilang sama kita bahwa gak semua orang bisa gapai cita-cita. Bahasa jelasnya adalah kayak gini…



“kalo kita punya cita-cita dengan sekolah aja gak cukup nak, kamu harus jadi orang yang pemberani, pemberani kayak apa? Kamu gak perlu susah payah disekolah contek sana contek sini supaya nilaimu bagus. Kamu gak perlu susah payah cari muka supaya dipandang orang. Kamu gak perlu repot-repot mikirin angka yang saya tulis di atas kertas ujian mu. Karena dimasa dewasa hal-hal itu gak penting. Cita-cita didapet bukan kayak cara kita dapet nilai dari guru jadi gak perlu ngumpulin tugas cepet-cepetan, yang penting kamu ngerti pelajaran saya. Kamu gak perlu maju kedepan kelas jawab pertanyaan saya, kamu ga perlu angkat tangan kamu untuk jawab pertanyaan saya cuma karena ingin dapat nilai dan dipandang orang kalau kamu hebat oleh orang lain, karena yang saya mau kamu ngerti dengan pemahaman kamu sendiri. Yang saya mau kamu maju kedepan karena kamu rela melakukan itu semua demi “Keseruan” saat belajar kamu sendiri. Kalau kamu pikir masalah Log, Gaya, dan juga Zat zat itu gak penting buat kamu , ya gak masalah karena tugas saya mengajarkan siapa tahu dengan saya mengajarkan mu tentang ini kamu jadi tertarik. Jadi apa yang saya ajarkan tidak harus kamu hapal tapi kalau kamu suka kamu bisa belajar memahami tapi kalau menurut kamu itu gak penting ga ada masalah untuk melupakan bahkan tidak mempelajarinya, dan yang dimaksud pemberani adalah kamu melakukan segala hal karena keinginan diri kamu sendiri tanpa paksaan dan begitu kamu akan menghadapi masalah kamu siap menghadapinya dengan caramu sendiri, belajar memahami dengan pemahaman kamu sendiri memutuskan suatu hal karena kebijakan kamu sendiri”

Disekolah semuanya bertentangan dengan apa yang gue tulis diatas. Disekolah tujuan kita cuma NILAI dari hal itu kita bisa dinobatkan sebagai yang terbaik tapi sayangnya dari that GODDAMN NILAI, semua unsur-unsur belajar jadi hilang. Semuanya cari cara buat ngejar hal itu. Dari cara yang baik sampai yang kotor sekalipun. Gue sedih.

 Dan dari curhatan gue diatas gue akhirnya menemukan diri gue, bahwa gue:

1. Memprioritaskan kenyamanan hidup tanpa Uang

2. Menyukai hal yang bersih (Gak suka muka dua, penjilat, pembohong)

3. Bukan tipe orang yang suka cari muka

4. Gue tipe pemberontak

5. Pengeluh(?)

Gue gak tau apa itu semua tipe/sifat sejati manusia atau bukan tapi yang jelas hal itu yang gue dapet dari pembelajaran kali ini. Dan semuanya berkaitan.

Point pertama. Gue gatau kenapa paling benci sama “perbudakan dan buruh” pengalaman gue kerja sebagai buruh di PT adalah awal gue menyadari diri gue. Lebih baik gue mati daripada harus kerja kayak gitu. Segala macem kerja yang terlalu memaksa kita menjadi budak , budak disini adalah kita kerja untuk orang lain dan dipaksa menomor satukan pekerjaan kita itu. GUE BEEEEENCIIIIIIIII sama hal itu. Gue ga suka ketika hak kita untuk “mengerjakan tugas kita sebaik mungkin” menjadi “lo gak punya pilihan selain ngerjain tugas ini” dua hal itu berbeda, sangat berbeda. Dan dari situ gue ngerasa gue gak cocok kerja sama orang lain which means gue harus buka usaha sendiri. Point pertama gue dapet dari point kedua ini, gue menemukan banyak orang yang kotor dan gue bisa yakinin I’m not one of them. Satu hari gue denger rekan kerja gue bicara bohong (untuk menguntungkan dirinya sendiri) sama orang lain gue inget betul gue sampe bilang dalam hati “ya tuhan jangan sampe gue berbohong sama orang lain cuma untuk terbebas dari masalah ataupun menguntungkan diri gue, jadikanlah hati dan pikiran gue kuat dan berani.” Dan gue terapkan hal itu yang mana kadang gak berjalan mulus, Iya orang dewasa lebih suka denger cerita bohong daripada kejujuran. GW KASIH SPOILER TUH.

Iya gue tahu kebohongan itu umum dan luas dan yang gue maksud adalah kebohongan orang dewasa. Bukan kebohongan yang biasa anak kecil maupun anak sekolah lakuin pada umumnya. Orang dewasa lebih suka sama penjilat karena mereka pikir mereka punya teman. Dan orang macem gue? Ya beginilah hasilnya. Kadang gue dianggap bego, polos. Padahal mereka yang kotor. Lalu point yang ketiga ini masih gue takutin dan juga gue raguin. Takut nya adalah gue takut bertemu sama orang seperti ini dan ragu nya adalah apa gue bisa menghindar dari sifat ini dimasa yang akan datang. Kalo Point ke empat ini… ah sudahlah…. Karena gue gak suka penjilat dan muka dua yang mana tipe-tipe kebanyakan orang dewasa ya gw terlihat seperti pemberontak, mungkin kaya egois sih ya… ngek. DAN untuk yang terakhir mungkin bisa dilihat dari postingan ini… orang mana yang ngeluh di blog nya sendiri kalo bukan seorang pengeluh? Ya kan? 
 
 
 
 
 
 
 
-xoxo monika